Sajak Sedih Menyayat Hati
Sekarang bunuh saja aku, keluarkan terus kemampuanmu. Remukkanlah setiap nadi - nadiku. Hantam aku terus dengan segala senjatamu, patahkan lah setiap sendi cinta yang kubangun dulu. Tancapkan tombak itu tepat ke dadaku, biar kau tahu bahwa disana sudah pernah terpahat indah ukiran namamu. Cabutlah ruhku jika itu yang kau suka. Lalu pergilah dan jangan pernah lagi kau menoleh ke arahku. Aku sudah muak mencintaimu, aku sudah letih menyabarimu.
Lontarkan terus caci - maki itu, jika itu akan menyenangkan hidupmu. Lakukanlah, aku tidak apa - apa. Meski kini aku sudah hampir lumpuh, sebab ulahmu yang yang terus menyiksa hati kecilku.
Terimakasih telah hadir dalam hidupku, meskipun akhirnya kau campakkan aku.
Enyahlah dan menjauh dariku, sebab sudah terlalu dalam sayat luka yang kau tanamkan dulu. Jangan pernah lagi kau temui aku, aku benar - benar ingin lekas melupakanmu.
Andai aku dapat memilih, aku lebih memilih tidak mengenalmu. Andai waktu dapat kuputar kembali, aku ingin kita tidak saling memiliki. Aku ingin hanya menjadi temanmu, yang hanya menyukaimu, yang hanya mengagumimu dan hanya melihat senyummu. Dan tidak terjadi hal seperti ini, hal yang membuat kita memutuskan untuk saling menjauh. Melupakan, bahkan membenci.
Ini benar - benar buruk untukku. Setelah apa yang kujalani ini, setelah aku menanamkan bibit dari benih - benih rindu yang kumiliki, semua kutanamkan indah dalam relung jiwaku.
Yang kubingkiskan dengan segenap ketulusan dalam kalbuku. Yang akhirnya malah kau bakar, kau anggap seluruh kebun rindu ini adalah sampah. Kau racuni bibit yang selama ini aku rawat menjadi sebuah kotoran.
Artikel yang menarik :) Kunjungi balik yahh https://blog-faedah.blogspot.com
BalasHapus