Cerita Lalu | Sajak Penyesalan Dari Kisah Dihari Silam
LAST STORY 2014 | Sesal dan rindu yang tak berujung
Dalam lamunku yang kelam ini, kutuangkan sesal atas piluku dihari lalu. Dengan bait - bait puisi yang mungkin tak indah ini, telah kugambarkan sesal dalam diriku. Dulu, kita pernah punya mimpi bersama, kita pernah saling menyenangkan, dan kita juga pernah punya cerita yang indah. Meski akhirnya aku malah membuatmu kecewa, lalu kita menjadi berpisah. Salahkah aku dulu ketika rasaku tiba - tiba hilang. Biarlah jika kini kamu masih tetap menganggapku lelaki jalang. Sungguh aku tahu diri, tidak mungkin aku pantas mengharapmu lagi. Setelah apa yang dulu terjadi, pasti masih membalulkan perih dan buat kamu benci. Kini kita bagaikan orang asing yang tak lagi pernah menyapa, kita sudah mempunyai hidup yang berbeda. Dan kutahu hidupmu juga jauh lebih bahagia. Tapi sungguh aku menyesali perbuatanku itu, aku menyesal pernah menelantarkan hati tulusmu. Dulu, kau pernah meramu ketulusan dihatiku dengan asa yang menggebu - gebu. Namun bodohnya aku, malah berlalu meninggalkanmu. Kini yang ada hanyalah sesal didasar hati, diam dan tak pernah mau pergi.
Dahulu, kamu membutakan matamu hanya untukku, meskipun berkali - kali aku menyakitimu, kamu tetap saja mencintaiku. Padahal saat itu juga banyak sekali yang menyukaimu, namun dengan hebatnya lagi kamu tetap bersikeras dengan anganmu dan tetap mempertahankan aku sebagai kekasihmu. Kamu tetap menjaga perasaanku agar tidak kecewa olehmu, namun malah aku yang tak mampu menjaga kepercayaanmu. Aku tak mampu merawat rindu yang kamu beri itu, aku dengan teganya meninggalkanmu hanya karena ada yang lebih darimu. Sungguh bodoh diriku dulu, membiarkanmu sakit dan terluka karena ulahku. Aku biarkan kamu menangis sepanjang hari, dan bahkan aku tak pernah mencoba untuk peduli. Aku benar - benar benci diriku yang dulu, menyia - nyiakan seseorang yang harusnya tak pantas menerima sakit itu. Padahal kamu selalu bangga memilikiku, kamu juga selalu dengan rasa lebih memujiku dihadapan temanmu, kamu juga membuat aku terlihat istimewa dimata temanmu, hingga membuat aku serasa seorang Pangeran yang dimanja seorang Putri Singgasana. Kamu juga selalu mencoba membuat mereka iri sebab hanya kamulah yang mampu memenangi hatiku. Sungguh sesal yang kini kualami, aku benar - benar benci diriku yang dulu. Dan kini aku menjadi tahu bagaimana kejamnya perasaanku saat itu.
Dan bagimu, mungkin kini aku hanyalah cerita usang, yang tak ingin lagi untuk kamu kenang. Apa lagi untuk kamu baca ulang, sebab sepantasnya aku ini ya memang kamu buang. Aku tahu, kini aku hanya ceritamu yang telah lalu, bahkan mungkin aku sudah tak pantas untuk menyapamu. Tapi aku tetap akan menerimanya, meski bagimu aku hanyalah cerita usang yang tak berguna. Kini kamu adalah semacam rindu yang tak dapat kutebus, kamu juga sesal yang tak dapat aku urus. Sudah lama aku kehilangamu, namun baru sekarang aku merasakan rindu itu.
Wahai jiwaku yang kini bersedih, mari kita berdiri tegak seperti hendak memadamkan mentari. Wahai hatiku yang selalu linu mengingat sesalku, bantu aku tuk menantang kalut dan kebimbangan ini. Sementara aku, akan terus berusaha memohon maaf darimu. Sebab hanya maafmu lah yang akan menenangkan kembali hatiku. Aku paham kesalahanku ini bukanlah perkara mudah untuk dimaafkan. Dan aku mengerti benar saat itu hatimu sakit tak karuan. Sebab memang ulahku yang keterlaluan, meninggalkanmu tanpa perasaan. Tapi ketahuilah, penjabaran dari kesalahan itu telah membuat aku mengerti apa arti cinta yang hakikih. Sebab rasa sakit kini telah membuat aku menjadi sadar, jika aku tidak pernah merasakan sakit mungkin aku tidak akan pernah sadar. Kini aku menjadi tahu benar bagaimana sakitnya diposisimu waktu itu. Dan saat ini aku hanya ingin kamu memaafkan kesalahanku dihari lalu, maafkan aku yang terlalu kanak - kanak saat itu. Maafkan aku sebagai manusia biasa yang penuh salah dan perbuatan dosa. Hingga kini aku terus dihantui rasa sesal yang semakin hari semakin menjadi. Kini hari - hariku menjadi gelisah, memikirkan perihal dosa yang pernah ada. Sebab hanya maaf darimu yang akan membuat hariku menjadi lebih tenang lagi, dan perihal itu akan terus aku nanti. Aku juga percaya pepatah. Sekeras apapun kamu mempertahankan suatu hubungan, jika memang ia bukan jodohmu, maka pasti akan tetap terpisahkan. Sejauh apapun kamu berlalu, jika memang aku ini jodohmu, pasti kamu akan tetap kembali padaku. Dan sebenci apapun kamu padaku, jika takdirnya kamu adalah tulang rusukku. Maka kelak, kamu pasti akan kembali mencintaiku.
- Muhammad Iqbal Khair 08/02/2018
Tidak perlu aku sebut namamu, tapi pasti kamu tahu bahwa yang aku tulis ini untuk kamu. Dan aku menulis ini semua dari hati, semoga kamu dapat memahami. Anggi
Tidak perlu aku sebut namamu, tapi pasti kamu tahu bahwa yang aku tulis ini untuk kamu. Dan aku menulis ini semua dari hati, semoga kamu dapat memahami. Anggi
Komentar
Posting Komentar