Kata Kata Bijak Cinta - Sedih -Kecewa - Kehidupan (sajak/puisi)
"Memang pada dasarnya laki - laki menyukai wanita cantik, apa lagi sexy.. Namun hikikatnya senakal - nakalnya laki - laki pasti tetap memimpikan wanita baik untuk calon Ibu buat anak - anaknya kelak".
««««««««««««««««««««««««««««««««««««
"Jangan rela merusak dirimu hanya karena cinta, ingatlah bagaimana susahnya Ibumu membesarkan dan mengajarkanmu berdiri".
««««««««««««««««««««««««««««««««««««
"Seorang lelaki yang tak pandai menghargai seorang wanita, sama saja dengan dia yang tak mampu menjaga perasaan Ibunya.
««««««««««««««««««««««««««««««««««««
|TAKDIR|
Hari - hari berlalu, aku bagaikan terjebak dalam sebuah mimpi. Aku seakan berjalan dibalik awan yang hitam, gelap, kelabu, yang ada semua hanyalah kelam, namun kucoba terus melangkah, perlahan, walau dengan rasa yang gontai.
Sejenak aku kembali berpikir, mengapa daku harus terlahir kedunia ini, jikalau aku hanya terus menanggung beban duka dan derita, pernah sekali aku menyasali, namun apalah dayaku, semua itu takkan mungkin berarti, kini aku tersadar kembali mungkin inilah takdir suratan dari Yang Esa.
««««««««««««««««««««««««««««««««««««
Dan takdirnya aku malah terjebak sebagai seorang pengecap rasa, sementara dunia inilah yang malah menjadi peramunya. Dunia sudah terlalu banyak membumbui merica pada sebuah bilah rasa, hingga tiap - tiap langkahku selalu diselimuti luka dan air mata.
"Kapan Aku Bahagia???" ;(
««««««««««««««««««««««««««««««««««
|Mati|
Aku yang mencoba untuk pergi, namun rasanya seperti aku yang ditinggal mati. Bahkan ternyata orang yang berniat pergi belum siap ditinggal pergi, egoku menghunuskan pedangnya ke hatiku, disetiap rindu aku menikam rasaku berulang kali ditempat yang sama disetiap rasa itu muncul kembali, seakan dia tak dapat tertutup lagi, terus muncul berulang kali. Hingga akhirnya rasaku benar - benar mati
Aku yang mencoba untuk pergi, namun rasanya seperti aku yang ditinggal mati. Bahkan ternyata orang yang berniat pergi belum siap ditinggal pergi, egoku menghunuskan pedangnya ke hatiku, disetiap rindu aku menikam rasaku berulang kali ditempat yang sama disetiap rasa itu muncul kembali, seakan dia tak dapat tertutup lagi, terus muncul berulang kali. Hingga akhirnya rasaku benar - benar mati
Pengarang : Muhammad Iqbal Khair √
Mantap
BalasHapus