Sajak Cinta, Sedih, Dan Kecewa
Kuingin berhenti sejenak mengenal cinta. Jika ia hanya sekedar singgah dan menimbulkan luka.
Membangun Kisah Baru
Dalam sunyi akuu merindu, tak lagi inginn adaa getir yang membelenggu.
Atau sesak dalam nafas yang menyayat luka dalam kalbu.
Jangan kau bunuh lagi aku dalam ketidak berdayaanku, jangan tusuk lagi panah itu kedalam jiwaku.
Jangan lagi kau hancurkan sendi - sendi dari setiap hati yang kubangunn ini, aku tak mau lagi bersendu dalam kelamnya patah hati.
Sebab, aku ingin kita membangun cerita baru, cerita indah dalam pertahanan kokoh yang dalam arti bertahan dari tiap badai, dari setiap perjalanan terjal yang kita lalui.
Kau jangan minta untuk tidak saling mengecewakan, tapi mintalah untuk tetap ada, meskipun diantara kita dilanda sepii dan pedih.
Maaf jika hari - harimu tak kuhiasi dengan penuh bahagia, tapi berkali - kali bahkan kau juga tau sekarang, bahwa rasa dalam diriku tetaplah engkau.
Karena sekali lagi kau mampu memenangi hatiku. Hingga aku cepat melupakan kisah kelam diantara kita dimasa silam.
- Muhammad Iqbal Khair
«««««««««««««««««««««««««««««««««««««
Enyahlah Wahai Masa Lalu
Untukmu kisah dimasa lalu, kini aku dan kau telah saling asing dan berlalu.
Kau sudah menjadi kepingan - kepingan kisah yang terkubur dalamm paruh bumi dan terhempas jauh ke arus sungai, bagai dedaunan gugur yang menguning bersama petang.
Tak lagi bernafas, tak lagi tersisa, yang ada tinggallah duka, bukan untukku tapi untukmu, kau tak perlu lagi meronta. Kau hanya kisah usang yang tak perlu mengutukku dengan sedih.
Karena aku sudah berdiri kokoh pada sebuah dahan yang berdaun hijau, dengan buah rimbun yang dihuni oleh sejuta kicauan burung.
Sudahilah sendu guaraumu, dan akhiri rindu tak bertuan itu. Jangan membawa hujan yang menimbulkan badai, kumohon jangan lagi, sudahlah akhiri ini.
Melangkahlah dengann kaki dan sisa tenagamu, yang mencobaa menghancurkanku dihari lalu.
Kau sudah tak ada dalam jiwaku, apa lagi yang kau tunggu, enyahlah dari duniaku, dan carilah kebahagiaanmu.
Jangan mengusikku lagi dengan rayuanmu, jangan membuatku terpaksa kembali menalan getir dari kejamnya perasaanmu.
Kau sama sekali tak lagi menggema dalam denyut atau detak jantungku, apa lagi lagi nafasku.
Kita telah usai, aku sudah menyudahi semua tentangmu.
- Muhammad Iqbal Khair
Komentar
Posting Komentar